19 January 2008

Mengurus Ijin Penelitian

Salah satu tahapan yang tidak pernah Saya lewati waktu penelitian S1 dulu ialah mengurus ijin penelitian. Kebetulan pas S1, skripsinya merupakan proyek dosen. Pelaksanaannya di Lab lagi... Jadinya, gak ada istilah ngurus2 ijin. Berbeda halnya dengan penelitian untuk tesis kali ini. Penelitiannya absolutely bukan proyek dosen dan pelaksanaannya di masyarakat, tepatnya di Kelurahan Tahunan Kota Yogyakarta. Ditambah studi dokumen dan wawancara dengan beberapa dinas terkait di Kota Yogyakarta, jelas lah kiranya bahwa penelitian kali ini musti pake ijin. Nah, berikut sekelumit kisah (dongeng kali...) pengurusan ijin penelitian.

Dimana pun penelitian yang hendak dilaksanakan, selama berada di wilayah DIY, ijinnya harus melewati BAPEDA DIY. Jadi dibuatkanlah terlebih dahulu surat pengajuan ijin penelitian ke

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
cq. Kepala BAPEDA DIY

Surat ijin penelitian Saya dibuatkan oleh Bagian Akademik Pascasarjana. Syarat untuk dibuatkan ijin penelitian ialah membawa proposal yang sudah ditanda-tangani oleh dosen pembimbing dan penguji. Surat ijin ini lalu diantarkan ke kantor BAPEDA DIY. Alamatnya di Kepatihan. Itu lho di Malioboro...

Kantor BAPEDA, berada di dekat pintu gerbang kompleks Kepatihan. Jadi gak perlu ngebut waktu melewati pintu gerbang. Setelah melalui penjaga dengan sedikit trik, belok kiri, rem, dan berhenti di sebelah kiri Wartel... Kantor BAPEDA di sebelahnya Wartel. Gak ada tukang parkir disini, jadi gak perlu cari2 nota parkir. Paham!

Masuk gedung BAPEDA, Alhamdulillah langsung dapet ruang pengurusan ijin penelitian. Dari pintu masuk sudah keliatan ruangnya. Soale di depan ruang tsb ada yang duduk2 ngantri. Jadi, Saya nebak aja. Syukur gak salah.

Rapikan dikit berkas-berkas, cek fotokopian KTM dan KTP ada gak, proposal ada gak. Untungnya ada. Serahkan berkas, lalu ditanya-tanya dikit tentang isi penelitian, dimana lokasinya, siapa sampel/responden, de el el. Habis itu dapet tanda serah terima berkas, dan disuruh menunggu untuk dibuatkan surat ijinnya.

Sambil menunggu tidak boleh heboh2 bgt. Diperbolehkan baca, bengong, cari kenalan sesama pencari ijin (kali aja dapet jodoh), tidur, atau apalah... Saya sendiri baca2 aja, biar kelihatan agak keren gitu. Untungnya waktu itu yang antri gak banyak, jadi nunggunya gak lama. Dipanggil, dapet surat ijin lalu dimintakan oleh petugas agar difotokopi sejumlah tembusan. Tempat fotokopian ada di bagian belakang gedung BAPEDA. Disini juga tersedia amplop surat.

Surat ijin yang asli, fotokopian dan amplop lalu dibawa ke Bagian Umum untuk distempel. Bagian Umum berada di seberang ruang pengurusan ijin tadi. Bak buk bak buk, stempel selesai... Nah! skarang waktunya menyampaikan tembusan ke pihak-pihak yang terkait.

4 comments:

  1. mas, aku juga mau penelitian, trus musti ijin dulu ke bapeda... syarat2 yang dbawa ke bapeda apa aja sih? selain proposal, surat ijin, trus apa lagi?
    trims...

    ReplyDelete
  2. Jangan lupa bawa fotokopian KTP dan KTM. Juga bawa uang ya... untuk fotokopi tembusan surat ijin ke instansi terkait. Ingat juga, proposal yang dibawa harus ada lembar pengesahan + surat ijin dari kampus harus pakai stempel basah, bukan fotokopiannya Oke!

    Selamat penelitian....

    ReplyDelete
  3. sy jg rencananya mau ngurus izin penelitian..tolong dong dikirimn ke email sy contoh pembuatan surat tembusan dr kampus buat ke bapeda diy...

    kjest_zen@yahoo.com

    Thank's.

    ReplyDelete
  4. 2 kjest: Saya gak nyimpen juga ni suratnya, tp kayaknya bisa ditanyakan langsung di bagian akademik kampus. Smoga sukses.!

    ReplyDelete